Selasa, 08 Juni 2010

Kiai HM Kholil : Punya Peninggalan Kolam, Airnya Buat Awet Muda

Tergetar hati bila menginjakkan kaki di pelataran pasareaan ulama besar Kiai Haji Moh Kholil yang terletak di kampung Martajasah, Kelurahan Mlajah, Bangkalan, Madura. Ternyata makam itu tidak pernah sepi peziarah. Setiap saat menggema doa dan tahlil dari sebuah cungkup kecil yang letaknya berdekatan dengan masjid tua. Iramanya sakral memecah keheningan malam, menghiasi suasana penuh makna dan pesona gaib. tapi niat setiap peziarah ternyata berlainan. Ada yang ingin kaya dan saleh seperti kiai, naik pangkat, dekat jodoh atau ingin jabatan baru. Jangan salah tafsir di pesarean ini para peziarah tidak minta kepada kuburan atau makam Kiai, tetapi mereka dengan khusuk membaca melafalkan ayat-ayat suci Alquran sambil berdoa kepada Tuhan YME memohon petunjuk dan hidayah-Nya. “Ziarah di makam Kiai Moh Kholil ingin meneladani apa yang telah dilakukan Kiai semasa hidupnya,” ungkap salah seorang peziarah asal Cirebon yang tidak mau disebut namanya. Makamnya sendiri berada di dalam cungkup dibungkus kain kafan putih. Letak cungkup berdekatan dengan bangunan masjid kecil.
Kiai Moh Kholil adalah salah seorang ulama besar dari ‘Pulau Garam’. Tak sedikit yang menganggap sebagai ‘Wali Allah’. Sebab semasa hidupnya beliau melakoni hidup suci lahir dan batin. Tujuan hidupnya hanyalah untuk berbakti kepada Tuhan YME sehingga beliau kondang sebagai mubaligh ulung dan konsekuen. Berkembangnya agama Islam di tanah air merupakan salah satu cita-cita beliau.
Tidak mengherankan para santrinya berhasil menjadi tokoh-tokoh Islam yang sebagian besar mempunyai pondok pesantren baik di Jawa, Madura maupun Sumatera. Antara lain KH Hasyim Asyari pendiri NU dan pondok Tebu Ireng Jombang dan KH Bisri Mustofa pendiri pesantren Rembang. Itulah sebabnya baik siang maupun malam pesarean itu terus dimuliakan dengan banyaknya peziarah dari berbagai daerah. Bahkan pernah kedatangan tamu dari Brunei Darussalam dan Malaysia.
Menurut catatan petugas di kompleks pesarean, pengunjung setiap hari rata-rata 400-700 orang. Bila bertepatan dengan hari besar Islam, pengunjung bisa mencapai dua kali lipat. Pada bulan Ramadan, pengunjung setiap hari bisa mencapai 1.000 orang. “Bahkan ada peziarah tirakat sebulan penuh dalam bulan puasa itu,” tambah jurukunci makam H Syamsul.
Keinginan peziarah antara lain naik pangkat, lancar rezeki dan dekat jodoh. “Tapi umumnya, ingin hidup sejahtera sampai anak cucu,” katanya.
Kurang lebih dua kilometer dari pesarean KH Moh Kholil, berada di desa Kramat, kecamatan Bangkalan, terdapat sebuah belik ukuran 9 x 4 meter yang dikeramatkan penduduk. Airnya tidak pernah habis, meski saat kemarau. Menurut kepercayaan, air dari belik Langgundi bisa untuk mengobati segala macam penyakit. Khasiatnya tak bisa dipisahkan dengan nama besar KH Moh Kholil.
Menurut cerita para sesepuh, dahulu di kabupaten Bangkalan ada seorang ulama besar KH Moh Kholil bin Abdul Latif yang dipercaya masyarakat setempat sebagai Wali Allah. Beliau mendirikan Pondok Pesantren Kepang yang santrinya terdiri dari warga berasal dari berbagai daerah di tanah air. Beliau mempunyai tempat untuk mandi dan sesuci (wudlu) khusus yang disebut kolam Langgundi.
Kala itu tidak ada seorang pun, baik santri maupun umum yang diperkenankan mandi atau sesuci di tempat itu. Ketika wafat, KH Moh Kholil kemudian dimakamkan di desa Martajasah dekat kolam Langgundi.
Sejak saat itulah semua santri dan peziarah diperbolehkan mandi dan sesuci di tempat itu. Mandi dan sesuci di kolam Langgundi adalah meneruskan kebiasaan Kiai. Kebetulan ada seorang santri yang mengidap penyakit kulit dan panas badan.
Begitu mandi, ternyata sembuh total. Begitu berita itu tersiar, maka semua santri dan penduduk yang mempunyai penyakit kudis, rabun mata dan lain sebagainya lalu mencoba khasiat air kolam Langgundi. Dan terbukti sembuh total.
Hingga sekarang para peziarah yang datang pasti melakukan mandi, sesuci atau membasuh muka. Bahkan ada yang membawa pulang air kolam untuk pengobatan di rumah. Kini lingkungan kolam sudah ditata apik, sehingga nyaman dipakai mandi. Selain untuk pengobatan, air kolam Langgundi juga berkhasiat membuat awet muda

sumber:http://www.indospiritual.com/artikel_kiai-hm-kholil---punya-peninggalan-kolam--airnya-buat-awet-muda.html

Tidak ada komentar: